Pada suatu senja,
seorang wanita melangkahkan kaki mendekati kediaman Nabi Musa. Setelah
mengucapkan salam, dia masuk sambil terus menunduk. Air matanya berderai
tatkala berkata, “Wahai Nabi Allah, tolonglah saya. Doakan agar Allah
mengampuni dosa keji saya.”
“Apakah dosamu wahai wanita?” Tanya Nabi
Musa. “Saya takut mengatakannya,” jawab wanita itu. “Katakanlah, jangan
ragu-ragu!” desak Nabi Musa.
Maka perempuan itu pun
dengan takut bercerita, “Saya telah berzina.” Kepala nabi Musa terangkat,
hatinya tersentak. “Dari perzinaan itu saya hamil. Setelah anak itu lahir,
langsung saya cekik lehernya sampai mati,” lanjut perempuan itu seraya
menangis.
Mata Nabi Musa
berapi-api. Dengan muka yang berang dia menghardik: “Perempuan celaka, pergi
dari sini. Agar Siksa Allah tak jatuh ke dalam rumahku. Pergi...!!!” teriak
nabi Musa sambil berpaling karena jijik.
Hati perempuan itu
bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh. Dia menangis tersedu-sedu dan
keluar dari Rumah Nabi Musa. Ia Tak tahu harus kemana lagi mengadu. Bahkan dia
tak tahu ke mana harus melangkahkan kaki. Bila seorang Nabi saja sudah
menolaknya, bagaimana manusia lain bakal menerimanya?
Sepeninggalnya wanita
tersebut, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Jibril lalu bertanya,
“Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya?
Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar dari itu?” Nabi Musa terperanjat.
“Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?”. “Betulkah
ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang hina itu?” Tanyanya. “Ada”
jawab Jibril dengan tegas. “Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa
menyesal. Orang itu dosanya lebih besar daripada seribu kali berzina.”
Mendengar penjelasan
ini Nabi Musa memanggil wanita tadi, lalu berdoa memohon ampunan kepada Allah
SWT. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa
penyesalan seakan menganggap remeh perintah Allah. Sedangkan bertaubat dan
menyesali Dosa dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya
dan yakin Allah SWT itu ada.
Wallahu
A’lam.
0 komentar:
Posting Komentar