Jumat, 05 Oktober 2012

APA SIH PERBEDAAN SIFAT AR-RAHMAN DAN AR-RAHIM ALLAH SWT?


Jika kita melihat terjemah Al-Qur’an pada awal surat atau khususnya di ummul-Qur’an (Surat Al-Fatihah), pada ayat pertama kita akan mendapati Basmalah. Nah kalau kita membaca makna dari Basmalah itu secara teliti kita akan menemukan makna dari lafadz Ar-Rahman dan Ar-Rahim, makna dari keduanya adalah yang maha pengasih dan maha penyayang.
Apa sih perbedaan maha pengasih dan maha penyayang? Secara harfiyah keduanya memang sama tapi dalam segi af’al keduanya memang ada perbedaan yang sangat signifikan. Mari kita telaah hal ini dengan ilmu nahwu sharaf atau ilmu tentang gramatikal bahasa Arab.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
          Makna dari الرَّحْمَنِ adalah yang maha pengasih sedangkan makna dari الرَّحِيمِ adalah yang maha penyayang. Sebenarnya Allah SWT mempunya perbadaan dalam sifatnya itu, jika Allah SWT mempunyai sifat الرَّحْمَنِ maka Allah SWT adalah maha pengasih, dalam tanda kutip Dia mengasihi seluruh makhluk ciptaanya dalam dunia dan akhirat, dengan kata lain manusia baik itu Islam atau kafir, hewan-hewan serta tumbuh-tumbuhan. Sedengkan jika Allah bersifat الرَّحِيمِ maka Allah SWT adalah maha penyayang, tapi dalam tanda kutip Dia hanya mengasihi seluruh umat Islam dan hanya pada saat di akhirat nanti.
            Kita ambil sebuah contoh, dalam hidup ini banyak sekali orang-orang kafir yang memang sukses dan kaya akan tetapi kita tidak bisa menganggap kalau Allah SWT tidak adil, Allah SWT adalah dzat yang maha adil. Kenapa seperti itu? Jawabannya karena Allah SWT mempunyai sifat الرَّحْمَنِ sehingga Allah SWT mengasihi orang-orang kafir yang memang sukses dan kaya itu karena mereka juga memang makhluk Allah SWT akan tetapi hal ini hanya berlaku di dunia. Sebaliknya, Allah SWT hanya menyayangi umat Islam disaat mereka berada dalam kesusahan waktu di akhirat kerena Allah SWT mempunyai sifat الرَّحِيمِ.
            Setidaknya seperti diatas kalau kita kaji makna dari kedua sifat itu, memang secara global keduanya mempunyai makna yang bisa dibilang sama tapi keduanya memang mempunyai makna yang jauh berbeda dalam kenyataannya. Wallahu A’lam.

AYO PERTEBAL KWALITAS TAQWA KEPADA ALLAH SWT


Allah SWT tidak pernah melihat seseorang dari sisi tingginya seseorang itu dalam jabatan, kekayaan dan kemuliaan keduniawian lainnya. Meskipun ada seseorang yang jabatannya itu tinggi di dunia ini dan sangatlah kaya akan harta, bagi Allah SWT itu belum tentu mulia dihadapan-Nya. Allah SWT hanya melihat tingginya kemuliaan seseorang itu hanya dari sisi ketaqwaan.
Allah SWT berfirman dalam kitab suci Al-Qur'an pada surat Al-Khujurat ayat 13 yang berbunyi:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Yang artinya adalah:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu”.
Oleh karena itu dalam hidup ini marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan demi menggapai ketaqwaan yang tinggi disisi Allah SWT. Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an pada surat Al-Baqarah ayat 148 yang berbunyi:
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Yang artinya adalah:
“Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Sebagai umat manusia khususnya umat Islam, wajar jikalau kita benar-benar ingin meraih kenikmatan Syurga-Nya, maka dari itu marilah kita pertebal kwalitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT sebagai rasa syukur kita atas Allah SWT yang memberikan nikmat setiap waktu kepada kita. Wallahu A’lam.

PENGAPLIKASIAN RASA CINTA KEPADA NABI MUHAMMAD SAW; MERAIH SYAFA’AT DI AKHIRAT


Cinta adalah sebuah  rasa yang ada dalam hati manusia yang kodratnya telah diberikan oleh Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Cinta adalah sebuah anugerah yang indah yang ada dalam lubuk hati manusia yang paling dalam dan yang sebenar-benarnya. Setidaknya itulah makna cinta. Terus bagaimanakah cara kita mencurahkan rasa cinta kita kepada Sang pemberi syafa’at kita, nabi kita, rasul kita, junjungan kita, yakni nabi Muhammad SAW secara hakiki?
Ibarat nabi Muhammad SAW adalah sebuah gelas yang penuh dengan air, jika kita mengisi gelas itu maka airnya akan terlalu penuh dan akan mengalir dan membasasi seluruh tempat diluar dan disamping gelas itu. Jika kita mendo’akan nabi maka itulah yang akan terjadi, semakin banyak do’a kita panjatkan kepada Allah untuk nabi Muhammad SAW maka do’a itu akan mengalir kepada diri kita masing-masing.
Bagaimanakan do’a yang kita panjatkan untuk mencapai hal seperti itu? Jawabannya adalah shalawat. Seperti yang pernah beliau (nabi Muhammad SAW) sabdakan bahwasannya beliau akan memberikan syafa’atnya kelak di akhirat kepada orang-orang yang senang bershalawat kepadanya.
Banyak sekali shalawat-shalawat untuk dimanjatkan kepada nabi Muhammad SAW dan shalawat yang paling mudah dan sering kita lantunkan adalah:
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل على سيدنا محمد
Itulah setidaknya yang bisa kita lantunkan kepada beliau tuk meraih pertolongan dan syafa’atnya nanti dan minimal kita bisa bershalawat dengan lafadz diatas itu sepuluh kali setiap kita melakukan shalat lima waktu. Semoga amal ibadah kita diterima sisisi Allah SWT dengan cara bershalawat kepada nabi Muhammad SAW dan bias mendapatkan syafa’at dihari disaat semuanya merasa susah nanti. Amin.
Wallahu A’lam.

TAUKAH ANDA MAKNA SPESIFIK DARI LAFADZ ALHAMDULILLAH?



Lafadz الْحَمْدُ  dalam lafadz الْحَمْدُ لِلَّهِ khususnya dalam awal surat Al-Qur’an mempunyai makna yang sangat umum. Setidaknya ada beberapa makna yang spesifik untuk menafsirkan lafadz itu. Lafadz الْحَمْدُ  mempunyai empat makna yang memang terkaji dalam ilmu nahwu dan sharaf.
Yang pertama, lafadz الْحَمْدُ  yang berari pujian, atau biasa diartikan dengan kalimat segala puji ditafsirkan dengan pujian dari Allah SWT kepada dirinya sendiri atau Allah SWT kepada Allah SWT sendiri.
Yang kedua, lafadz الْحَمْدُ  yang berari pujian, atau biasa diartikan dengan kalimat segala puji ditafsirkan dengan pujian dari Allah SWT kepada makhluk atau Allah SWT kepada seluruh makhluk-Nya.
Yang ketiga, lafadz الْحَمْدُ  yang berari pujian, atau biasa diartikan dengan kalimat segala puji ditafsirkan dengan pujian dari makhluk kepada Allah SWT atau seluruh makhluk-Nya kepada Allah SWT.
Dan yang keempat, lafadz الْحَمْدُ  yang berari pujian, atau biasa diartikan dengan kalimat segala puji ditafsirkan dengan pujian dari makhluk kepada makhluk atau seluruh makhluk-Nya kepada makhluk yang lain
Setidaknya itulah makna dari lafadz الْحَمْدُ  yang bisa ditafsirkan secara rinci. Dari Allah SWT untuk Allah, dari Allah SWT untuk makhluk-Nya, dari makhluk untuk Allah SWT dan yang terakhir dari makhluk untuk makhluk lain. Wallahu A’lam.

ZUHUD TERHADAP DUNIA, TAUKAH ANDA?


Memang, banyak sekali perkataan-perkataan para Salaf di dalam mendefinisikan zuhud terhadap dunia, dan keseluruhannya berputar kepada ketiadaan hasrat kepada dunia dan kekosongan hati dari ketergantungan terhadap dunia. Apa sajakah definisi itu? mari kita ber-muthola’ah bersama-sama.
Abdul Wahid bin Zaid berkata:
الزهد في الدني والدرهام
Yang artinya: “Zuhud adalah terhadap dunia dan dirham”.
Imam Ahmad berkata:
الزهد في الدني : قصر الأمل
Yang artinya: “Zuhud terhadap dunia adalah pendek angan-angan”.
 Al-Junaid ditanya mengenai zuhud berkata :
استسغار الدني, ومحو آثارها من القلب
Yang artinya: “Zuhud adalah menganggap dunia itu kecil dan menghilangkan bekasnya dari hati”.
Ibnu Taimiyyah berkata:
الزهد ترك ما لا ينفع في الآخرة الورع ترك ما تخاف ضرره في الآخرة
Yang artinya:“Zuhud adalah meninggalkan apa-apa yang tak berfaidah bagi akhirat, wara’ adalah meninggalkan apa-apa yang membuatmu takut akan bahayanya terhadap akhirat. Ibnul Qayyim telah menganggapnya baik sekali pernyataan Syaikhul Islam ini”.
Abu Sulaiman Ad-Darani berkata:
الزهد : ترك ما يشغل عن الله
Yang artinya: “Zuhud adalah meninggalkan apa-apa yang menyibukkanmu dari Allah”
Ibnul Qayyim berkata:
والذي أجمع علبه العارفون : أن الزهد سفر القلب من وطن الدني, وأخذه في منازل الآخرة
Yang artinya:“Orang-orang bijaksana telah bersepakat bahwa zuhud adalah menyingkirnya hati dari negeri dunia, dan membawanya kepada negeri akhirat”.
            Setidaknya itulah beberapa pengertian dari zuhud menurut pandangan Islam oleh para ulama. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.

Pasang Kode Iklan sobat yg berukuran 120 x 600 disini!!!