Selasa, 24 Januari 2012

PEDOMAN HIDUP MANUSIA

TENTANG AL-QUR’AN
Al-qur’an adalah risalah Allah SWT kepada Manusia semuanya. Banyak nas yang menunjukkan hal itu, baik didalam Al-qur’an maupun dalam sunnah. Maka tidak aneh apabila Al-qur’an dapat memenuhi semua tuntunan kemanusiaan berdasarkan asas-asas pertama konsep agama samawi.
Secara etimologi Al-qur’an berasal kata Qara’a, kata ini berasal dari bahasa Arab, yaitu  قرأ ـ يقرأ ـ قرأنا  yang mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun rapi.  Al-qur’an pada mulanya seperti Qira’ah, yaitu masdar (infinitive) dari kata Qara’a, Qira’atan, Qur’anan. Allah SWT berfirman :
إن علينا جمعه وقرأنه، فإذا قرأناه فاتبع قرأنه (القيمة : 17-18)
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (dalam dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya”. (Al-qiyamah :17-18)
Dalam sistematis Ijma’ para Ulama, mereka menyabutkan  bahwa makna dari Al-qur’an secara etimologi itu ada 3, yaitu :
1.                  Jama’ah yakni himpunan karena didalamnya terhimpun huruf-huruf hijaiyah, kata-kata, kalimat-kalimat, surat-surat dan juz hingga Al-qur’an serta didalamnya terdapat aqidah, ibadah, muamalah dan menghimpun seluruh kitab suci sebelumnya.
2.                  Bayana yaitu menjelaskan karena didalamnya menjelaskan sesuatu supaya semua orang menjadi tau dan bahagia dihari kiamat kelak.
3.                  Tala’a yaitu membaca karena Al-qur’an selalu dibaca oleh Manusia disetiap harinya.
Namun menurut terminolagi Al-qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril yang didalamnya (Al-qur’an) itu terdapat berbagai hukum dan syari’at Islam, aqidah, ibadah, kisah para Utusan terdahulu dan lain sebagainya.
Selain nama Al-qur’an, Al-qur’an juga mempunyai beberapa nama lain, yaitu :
1.                  Al-qur’an ( nama asli dari kitab tersebut).
او زد عليه ورتل القرأن ترتيلا (المزمل : 4)
“Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-qur’an itu dengan perlahan-lahan”. (Al-muzamil : 4).
2.                  Ad-zikr.
وهذا ذكر مبارك انزلناه افأنتم له منكرون (الأنبياء : 50)
“Dan ini (Al-qur’an) adalah suatu peringatan yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka apakah Kamu mengingkarinya?”.
3.                  Al-furqan.
تبارك الذي نزل الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيرا (الفرقان : 1)
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-qur’an kepada hambanya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (Jin dan Manusia)”. (Al-furqan).
4.                  Al-kitab.
ذالك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين (البقرة : 2)
“Al-qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. (Al-baqarah : 2).
Perkembangan dan kemajuan berpikir Manusia senantisa disertai oleh wahyu yang sesuai dan dapat memecahkan problem-problem yang dihadapi oleh kaum setiap Rasul pada saat itu, sampai perkembangan itu mengalami kematangannya. Allah SWT menghendaki agar risalah Muhammad SAW muncul di dunia ini. Maka diutuslah beliau disaat manusia sedang mengalami kekosongan para Rasul, untuk menyempurnakan “bangunan” saudara-saudara pendahulunya (para Rasul) dengan syari’atnya yang universal dan abadi serta dengan Kitab yang diturunkan kepadanya, yaitu Al-qur’anul Karim.
Al-qur’an adalah risalah Allah SWT kepada Manusia semuanya sebagai pedoman hidup yang sejati. Banyak nas yang menunjukkan hal itu, baik dalam Al-qur’an sendiri maupun dalam sunnah atau hadits.
قل ياّ أيها الناس إني رسول الله إليكم جيعا (الأعرف : 158)
”Wahai sekalian Manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua”. (Al-a’raf : 158).
تبارك الذى نزل الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيرا (الفرقان : 1)
“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-furqan (Al-qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan ke semesta alam”. (Al-furqan :1).
Rasulullah juga telah menantang orang-orang Arab dengan Al-qur’an, padahal Al-qur’an diturunkan dengan bahasa mereka dan mereka pun ahli dalam bahasa itu dan retorikannya. Namun ternyata mereka tidak mampu membuat apapun seperti Al-qur’an, atau membuat sepuluh surat saja, bahkan satu surat pun seperti Al-qur’an. Maka terbuktilah kemukjizatan Al-qur’an dan terbukti pula kerasulan Muhammad SAW. Allah SWT telah menjaganya dan menjaga pula penyampaiannya yang beruntun, sehingga tak ada penyimpangan atau perubahan apa pun. Tentang Jibril yang membawa Al-qur’an itu daintaranya dilukiskan :
نزل به الروح الأمين (الشعراء : 194)
”Dia dibaawa oleh Ruh yang terpercaya”. (Asy-syu’ara’ : 194).
Dan diantara sifat  Al-qur’an dan sifat orang yang diturunkan kepadanya Al-qur’an  itu adalah :
إنه لقرأن كريم، في كتاب مكنون، لايمسه إلا المطهرون (الواقعة : 77-79)
“Sesungguhnya Al-qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia pada tempat yang terpelihara (Lauhul Mahfud); tidak menyantuhnya kecuali orang-orang yang disucikan”. (Al-waqi’ah : 77-79).
Keistimewaan yang demikian ini tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang terdahulu, karena kitab-kitab itu diperuntukkan bagi satu waktu tertentu. Maka benarlah Allah SWT dengan firman-Nya :
إناّنحن نزلنا الذكر وإناله لحافظون (الحجر : 9)
  “Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Az-zikr (Al-qur’an), dan sesungguhnya Kamilah yang benar-benar akan menjaganya”. (Al-hijr : 9).

ANATOMI AL-QUR’AN
A.   Ayat-Ayat Al-Qur’an
Al-qur’an terdiri atas surat-surat ­dan ayat-ayat, baik yang pendek maupun yang panjang.
Ayat menurut etimologi mempunyai banyak arti, diantaranya adalah :
1.                  Tanda.
وقال لهم نبيهم إن أية ملكه أن يأتيكم التابوت فيه سكينة من ربكم وبقية مما ترك أل موسى وأل هارون تحمله الملائكة إن في ذالك لأية لكم إنكنتم مؤمنين (البقرة : 248)
         “Dan Nabi mereka berkata kepada mereka, “sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu, yang didalamnya terdapat keterangan dari Tuhan-mu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun yang dibawa oleh Malaikat”. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran (kebesaran Allah SWT) bagimu, jika kamu orang beriman”. (Al-baqarah : 248).
2.                  Mu’jizat.
سل بنى إسرائيل كم ءاتيناهم من ءاية بنة ومن يبدل نعمة الله من بعد ما جاءته فان الله شديد العقاب (البقرة : 211)
“Tanyakanlah kepada Bani Isra’il, berapa banyak bukti nyata yang telah kami berikan kepada mereka. Barang siapa menukar nikmat Allah setelah (nikmat itu) dating kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya”.(Al-Baqarah : 211).
3.                  Pelajaran.
وقال لهم نبيهم إن أية ملكه أن يأتيكم التابوت فيه سكينة من ربكم وبقية مما ترك أل موسى وأل هارون تحمله الملائكة إن في ذالك لأية لكم إنكنتم مؤمنين (البقرة : 248)
        “Dan Nabi mereka berkata kepada mereka, “sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu, yang didalamnya terdapat keterangan dari Tuhan-mu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun yang dibawa oleh Malaikat”. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran (kebesaran Allah SWT) bagimu, jika kamu orang beriman”. (Al-baqarah : 248).

4.                  Sesuatu yang luar biasa.
إبن مريم وأمه ءاية وءاويناهما إلى ربوة ذات قرار ومعين (المؤمنون : 50)
Dan telah kami jadikan (Isa) putra Maryam bersama ibunya sebagai bukti yang nyata (bagi kebesaran kami), dan kami melindungi mereka disebuah dataran tinggi (tempat yang tenang, rindang dan banyak buah-buahan) dengan mata air yang mengalir (Al-Mu’minun : 50).

5.                  Bukti.
ومن ءايته خلق السموت والأرض واختلاف ألسنتكم وءألوانكم إن في ذالك لآيت للعالمين (الروم : 22)
“Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ia menciptakan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (Ar-rum : 22).
Sedangkan secara terminologi ayat itu berarti sekumpulan lafad yang memiliki makna yang sempurna yang terdapat pada surat-surat  al-qur’an.
Dalam menanggapi jumlah ayat Al-qur’an, para ulama berbeda pendapat, perbedaan itu terdapat pada jumlah ayatnya yang disebabkan oleh :
1.               Penambahan basmalah dan ayat muqata’ah.
2.               Penambahan basmalah tanpa ayat muqata’ah.
3.               Tanpa basmalah tetapi ditambah ayat muqata’ah.
4.               Tanpa basmalah dan tanpa ayat muqata’ah.
Didalam Al-qur’an, dilihat dari redaksinya, ayat Al-qur’an dibagi menjadi 2, yaitu ayat biasa (muqata’ah) dan ayat bukan muqata’ah.
Sedangkan dilihat dari segi faham dan tidak difahaminya, ayat Al-qur’an dibagi menjadi 2, yaitu ayat mukhamat (jelas) dan ayat mutasyabihat (tidak jelas).
Sedangkan dilahat dari tempat dimana ayat itu turun, ayat Al-qur’an dibagi menjadi 2 pula, yaitu ayat makiyyah dan ayat madaniyyah.

B.      Surat-Surat Al-Qur’an
Secara etimologi, surat mempunyai arti bangunan yang tinggi nan indah, tempat pemberhentian, kemuliaan, pilar atau tiang bangunan.
Sedangkan  secara terminologi, surat itu mempunyai arti sekumpulan ayat-ayat Al-qur’an yang berdiri sendiri dan memiliki pembuka dan penutup dari surat itu sendiri.
Ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah daripada surat Al-qur’an, dalam hal ini ulama mempunyai 2 versi yang masing-masing mempunyai dasar yang sama-sama kuat. Versi yang pertama berpendapat bahwa jumlah surat Al-qur’an itu berjumlah 114 surat dan yang versi kedua berpendapat bahwa jumlah surat Al-qur’an berjumlah 113 surat (yang terhitung dengan tanpa basmalah dalam surat At-taubat, dalam hal ini surat At-taubat masuk pada surat Al-anfal).
Dalam Al-qur’an, surat dibagi menjadi 4 macam, yaitu :
1.                  Surat tiwal, karena surat ini mencapai 200 ayat atau lebih. Seperti surat Al-baqarah, Aly-imran, An-nisa’ dan Al-maidah.
2.                  Surat mu’in, karena surat ini mencapai 100 ayat atau lebih. Seperti surat Hud, Yunus dan Yusuf.
3.                  Surat matsani, karena ayatnya kurang dari 100 ayat. Seperti surat Luqman, Sajadah dan Al-fath.
4.                  Surat mufashal, karena suratnya pendek atau sedikit ayatnya. Surat mufashal ini dibagi menjadi menjadi 4 bagian, yaitu :
a.                  Mufashal tiwal, seperti surat Al-hujarat dan Al-buruj.
b.                  Mufashal ausath, seperti surat  At-toriq dan Al-bayinah.
c.                  Mufashal qishar, seperti surat Az-zalzalah dan An-nas.
Ketentuan dalam menentukan urutan surat menurut ulama ada 3 pendapat, yaitu:
1.                  Tauqity, ketentuan menentukan urutan surat Al-qur’an dari Nabi Muhammad, yaitu dari surat Al-fatihah sampai surat An-nas.
2.                  Ijtihady, ketentuan menentukan urutan surat Al-qur’an dari ketentuan para sahabat.
3.                  Tauqity wa ijtahady, ketentuan menentukan urutan surat Al-qur’an dari hadits rasul yang menyuruh sahabat tentang menentukan urutan surat Al-qur’an.
 Sejauh yang telah diketahui, tak ada hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW membuat ketetapan melarang umatnya mengambil surat tertentu secara tidak beruntunan. Pendapat yang berbeda dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.                  Susunan semua surat seperti yang ada, selalu merujuk pada Nabi Muhammad SAW sendiri. Inilah pendapat yang telah diikuti. Pendapat lain mengatakan terdapat perbedaan susunan dalam mushaf yang dimiki beberrapa sahabat seperti Ibnu Mas’ud dan Ubay Bin Ka’ab.yang lain dari mushaf yang ada ditangan Umat Islam.
2.                  Sementara itu ada kalangan yang berpendapat bahwa seluruh Al-qur’an (susunannya) diatur oleh Nabi Muhammad SAW kecuali surat nomor 9 (At-taubat) yang dilakukan oleh ‘Uthman.
3.                  Pendapat lain menganggap semua susunan surat dibuat oleh Zaid Bin Tsabit, ‘Uthman, dan sahabat yang lainnya. Al-Baqillqni cenderung menerima pendapat ini.
4.                  Ibnu ‘Atiyya mendukung pendapat bahwa Nabi Muhammad SAW menyusun beberapa surat dan lainnya diserahkan pada para sahabat belia.

NUZULUL QUR’AN
A.      Pengertian Nuzulul Qur’an
Secara etimologi, kata nuzulul qur’an berasal dari kata nuzul dan qur’an. Kata nuzul berasal dari bahasa Arab, yaitu نزل – ينزل - نزلا   yang berarti turun / bergerak dari atas ke bawah, memperlahatkan.
Sedangkan secara terminologi, nuzulul qur’an adalah peristiwa diturunkannya Al-qur’an dari Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril.
Dari peristiwa tersebut, ada beberapa dalil tentang nuzulul qur’an atau diturunkannya Al-qur’an, diantaranya pada surat :
1.                  Al-baqarah : 185
شهر رمضان الذى أنزل فيه القرأن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان فمن شهد منكم الشهر فليصمه ومن كان مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ما هدىكم ولعلكم تشكرون (البقرة : 185)
”Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-qur’an, sebagai petunjuk bagi Manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa diantara kamu ada dibulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dai tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
2.                  Ad-dzukhan : 3
إناّ أنزلناّه في ليلة مباركة إنا كنا منذرين (الدخان : 3)
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan”

3.                  Al-qadar : 1
إناّ أنزلناه في ليلة القدر (القدر : 1)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-qur’an) pada malam Qadar”

B.      Turunnya Al-Qur’an
Dalam ilmu islam dan menurut ulama telah diajarkan bahwa tahapan turunnya Al-qur’an setidaknya ada 4 tahapan, yakni :
1.                  Turun ke Lauhul Mahfud.
2.                  Turun ke Baitul Izzah di langit kedua.
3.                  Turun ke Malaikat Jibril AS.
4.                  Turun ke Nabi  Muhammad SAW.
Dalam pembahasan tentang turunnya Al-qur’an ini maka kita tidak lepas dari waktu dan berapa lama Al-qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. dalam hal ini  ulama pun mempunyai beberapa pendapat dan versi yang masing-masing mempunyai dasar yang sama kuat, ada 5 versi yang paling kuat, diantaranya adalah :
1.                  22 tahun – 2 bulan – 22 hari.
2.                  22 tahun – 5 bulan – 13 hari.
3.                  23 tahun.
4.                  24 tahun.
5.                  25 tahun.
Dari 5 versi tersebut, pendapat yang nomor satulah yang paling kuat dan telah di sepakati oleh kebanyakan ulama.
Hikmah dara turunnya Al-qur’an secara mutawatir ini adalah untuk memantapkan Nabi Muhammad SAW sebagai penerima wahyu dari Allah SWT yang ditunjukkan kepada semua umat manusia di muka bumi ini.

MUKJIZAT AL-QUR’AN
Secara etimologi mukjizat mampunyai arti melemahkan atau membuat sesuatu yang kuat menjadi tak berdaya atau runtuh.
Sedangkan secara terminology mukjizat adalah kejadian atau peristiwa luar biasa yang diperlihatkan manusia yang berstatus Rasul, didalam peristiwa tersebut terdapat tantangan yang tidak mampu ditandingi.
Mukjizat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.                  Mukjizat yang bersifat indrawi – temperal.
Yaitu mukjizat yang bisa dilihat dengan mata. Contoh mukjizat yang bisa dilihat pada Nabi Muhammad SAW adalah : keika Nabi berjalan selalu dilindungi awan, tangannya bisa memancarkan air dan bisa membelah bulan menjadi dua bagian.
2.                  Mukjizat yang bersifat inmaterial – logis – universal.
Contoh mukjizat ini adalah Al-qur’an, karena Al-qur’an bisa dinalar, bisa dilihat kapanpun, dimanapun dan sampai kapanpun oleh Manusia sampai Hari Kiamat nanti.
Dalam hikmah turunnya Al-qur’an secara bertahap itu kitamelihat adanya suatu metode yang berfaidah bagi kita dalam mengaplikasikan kedua asas tersebut. Sebeb turunnya Al-qur’an itu telah meningkatkan pendidikan Umat Islam secara bertahap dan bersifat alami untuk memperbaiki jiwa Manusia, meluruskan perilakunya, membentuk kepribadian dan menyempurnakaneksistensinya sehingga jiwa itu tumbuh dengan tegak diatas pilar-pilar yang kokoh dan mendatangkan buah yangbaik bagi kebaikanUmat Manusia seluruhnya dengan izin Tuhan.
Pentahapan turunnya  Al-qur’an itu merupakan bantuan yang paling baik bagijiwa Manusia dalam upaya menghafal Al-qur’an, memahami, mempelajari, memikirkan makna-maknanya dan mengamalkan apa yang dikandungnya.
Tetapi dibalik semua ini Allah SWT mempunyai tujuan sendiri yang mempunyai hikmah yang amatlah besar bagi Nabi Muhammad SAW, yakni untuk memantapkan perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW sebagai penerima wahyu untuk diberikan kepada seluruh Umat Manusia dimuka bumi ini.

SIFAT DAN FUNGSI AL-QUR’AN
A.      Sifat-Sifat Al-Qur’an
Didalam garis besar Islam ada beberapa sifat yang melekat pada Al-qur’an dalam hal ini juga terdapat pada firman-firman Allah SWT, diantaranya adalah :
1.                  Sifat Nur.  Allah SWT berfirman :
وأنزلنا إليكم نورا مبينا (النساء : 174)
“Dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang-benderang (Al-qur’an)”. (An-nisa’ : 174).
2.                  Sifat Huda / Petunjuk. Allah SWT berfirman :
هدى ورحمة للمحسنين (اللقمان : 3)
“Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan”. (Al-luqman : 3).
3.                  Sifat Rahmat. Allah SWT berfirman :
قل بفضل الله وبرحمته فبذالك فليفرحوا هو خير مما يجمعون (يونس : 58)
“Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu Mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang Mereka kumpulkan” (Yunus : 58).
4.                  Sifat Syifa’ / Obat. Allah SWT berfirman :
وننزل من القرأن ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين ولا يزيد الظالمين إلا خسارا (الإسراء : 82)
“Dan Kami turunkan dari Al-qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-qur’an itu). (Al-isra’ : 82).
5.                  Sifat Karim.
B.      Fungsi-Fungsi Al-Qur’an
Dalam Ijma’ Ulama ada 4 fungsi daripada Al-qur’an, yaitu :
1.                  Mushodik yaitu memberi kebenaran.
2.                  Mubasyir yaitu memberi kabar gembira.
3.                  Mundzir yaitu memberi peringatan keras / ancaman.
4.                  Muhaimin yaitu memberi penguji / menguji keyakinan.

0 komentar:

Posting Komentar

Pasang Kode Iklan sobat yg berukuran 120 x 600 disini!!!