Rabu, 29 Februari 2012

RIWAYAT PERJALANAN HIDUP DAN PEMIKIRAN IBNU TAYMIYYAH

Kelahiran Ibnu Taymiyyah
Taqiyyudin Ahmad bin Abdilhalim bin Taymiyyah. Ia berasal dari keluarga taqwa. Ayahnya Syihabuddin bin Taymiyyah. Seorang Syaikh, hakim, khatib, 'alim dan wara'. Kakeknya Majduddin Abul Birkan Abdussalam bin Abdullah bin Taymiyyah Al-Harrani. Syaikhul Islam, Ulama fiqih, ahli hadits, tafsir, Ilmu Ushul dan hafidz.
Baliau lahir di harran, 10 Rabiul Awwal 661 H di zaman ketika Baghdad merupakan pusat kekuasaan dan budaya Islam. Ketika berusia enam tahun, Taymiyyah kecil dibawa ayahnya ke Damaskus.
Di Damaskus ia belajar pada banyak guru. Ilmu hitung, khat, Nahwu, Ushul fiqih merupakan bagian dari ilmu yang diperolehnya. Di usia belia ia telah mereguk limpahan ilmu utama dari manusia utama. Dan satu hal ia dikaruniai Allah SWT kemampuan mudah hafal dan sukar lupa. Hingga dalam usia muda, ia telah hafal Al-Qur'an.
Tidak hanya itu, iapun mengimbangi ketamakannya menuntut ilmu dengan kebersihan hatinya. Ia amat suka menghadiri majelis-majelis mudzakarah (dzikir). Pada usia tujuh belas tahun kepekaannya terhadap dunia ilmu mulai kentara. Dan umur 19, ia telah mampu memberi fatwa.
Ibnu Taymiyyah amat menguasai Rijalul Hadits (perawi hadits) dan Fununul Hadits (macam-macam hadits) baik yang lemah, cacat atau shahih. Beliau memahami semua hadits yang termuat dalam Kutubus Sittah dan Al-Musnad. Dalam mengemukakan ayat-ayat sebagai hujjah, ia memiliki kehebatan yang luar biasa, sehingga mampu mengemukakan kesalahan dan kelemahan para mufassir. Tiap malam ia menulis tafsir, fiqh, ilmu 'ushul sambil mengomentari para filosof. Sehari semalam ia mampu menulis empat buah kurrosah (buku kecil) yang memuat berbagai pendapatnya dalam bidang syari'ah. Ibnul Wardi menuturkan dalam Tarikul Ibnul Warid bahwa karangan beliau mencapai lima ratus judul.

Mujahid Dan Mujaddid
Dalam perjalanan hidupnya, beliau juga terjun ke masyarakat menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar. Ia tak mengambil sikap uzlah melihat merajalelanya kema'syiyatan dan kemungkaran. Suatu saat, dalam perjalanannya ke Damaskus, disebuah warung yang biasa jadi tempat berkumpulnya para pandai besi, ia melihat orang bermain catur. Ia langsung mendatangi tempat itu untuk mengambil papan catur dan membalikkannya. Mereka yang tengah bermain catur hanya termangu dan diam.
Beliau juga pernah mengobrak-abrik tempat pemabukkan dan pendukungnya. Bahkan, pernah pada suatu jum'at, Ibnu Taymiyyah dan pengikutnya memerangi penduduk yang tinggal digunung jurdu dan Kasrawan karena mereka sesat dan rusak aqidahnya akibat perlakuan tentara Tar-Tar yang pernah menghancurkan kota itu. Beliau kemudian menerangkan hakikat Islam pada mereka.
Tidak hanya itu, beliau juga seorang mujahid yang menjadikan jihad sebagai jalan hidupnya. Beliau kata: "Jihad kami dalam hal ini adalah seperti jihad Qazan, jabaliah, Jahmiyah, Ittihadiyah dan lain-lain. Perang ini adalah sebagian nikmat besar yang dikaruniakan Allah SWT pada kita dan manusia. Namun kebanyakan manusia tak banyak mengetahuinya."
Tahun 700 H, Syam dikepung tentara Tar-Tar. Ia segera mendatangi walikota Syam guna memecahkan segala kemungkinan yang terjadi. Dengan mengemukakan ayat Al-Qur'an ia bangkitkan keberanian membela tanah air menghalau musuh. Kegigihannya itu membuat ia dipercaya untuk meminta bantusan sultan di Kairo. Dengan argumentasi yang matang dan tepat, ia mampu menggugah hati sultan. Ia kerahkan seluruh tentaranya menuju Syam sehingga akhirnya diperoleh kemenangan yang gemilang.
Pada Ramadhan 702 H, beliau terjun sendiri kemedan perang Syuquq yang menjadi pusat komando pasukan Tar-Tar. Bersama tentara Mesir, mereka semua maju bersama dibawah komando Sultan. Dengan semangat Allahu Akbar yang menggema mereka berhasil mengusir tentara Tar-Tar. Syuquq dapat dikuasai.

Pandangan Dan Jalan Pikir Ibnu Taymiyyah
Jika kita mengkaji tentang pemikiran Ibnu Taymiyyah, beliau tidak hanya merambah bidang syar'i, tapi juga mengupas masalah politik dan pemerintahan. Pemikiran beliau dalam bidang politik dapat dikaji dari bukunya Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyah fi naqdh Kalam as-Syi'ah wal Qadariyah (Jalan Sunnah Nabi dalam pemyangkalan terhadap keyakinan kalangan Syi'ah dan Qadariyah), As-Siyasah as-Syar'iyah (Sistem Politik Syari'ah), Kitab al-Ikhriyaratul 'Ilmiyah (Kitab aturan-aturan yuridis yang berdiri sendiri) dan Al-Hisbah fil Islam (Pengamat terhadap kesusilaan masyarakat dalam Islam).
Sebagai penganut aliran salaf, beliau hanya percaya pada syari'at dan aqidah serta dalil-dalilnya yang ditunjukkan oleh nash-nash. Karena nash tersebut merupakan wahyu yang berasal dari Allah SWT. Aliran ini tak percaya pada metode logika rasional yang asing bagi Islam, karena metode semacam ini tidak terdapat pada masa sahabat maupun tabi'in. Baik dalam masalah Ushuludin, fiqih, Akhlaq dan lain-lain, selalu ia kembalikan pada Al-Qur'an dan Hadits yang mutawatir. Bila hal itu tidak dijumpai maka ia bersandar pada pendapat para sahabat, meskipun ia seringkali memberikan dalil-dalilnya berdasarkan perkataan tabi'in dan atsar-atsar yang mereka riwayatkan.
Menurut Ibnu Taymiyyah, akal pikiran amatlah terbatas. Apalagi dalam menafsirkan Al-Qur'an maupun hadits. Ia meletakkan akal fikiran dibelakang nash-nash agama yang tak boleh berdiri sendiri. Akal itu tidak berhak menafsirkan, menguraikan dan mentakwilkan Al-Qur'an, kecuali dalam batas-batas yang diizinkan oleh kata-kata (bahasa) dan dikuatkan oleh hadits. Akal fikiran hanyalah saksi pembenar dan penjelas akan dalil-dalil Al-Qur'an.
Bagi beliau, tidak ada pertentangan antara cara memakai dalil naqli yang shahih dengan cara aqli yang sharih. Akal tidak berhak mengemukakan dalil sebelum didatangkan dalil naqli. Bila ada pertentangan antara aqal dan pendengaran (sam'i) maka harus didahulukan dalil qath'i, baik ia merupakan dalil qath'i maupun sam'i.

Polemik Ibnu Taymiyyah
Pribadi Ibnu Taymiyyah memiliki banyak sisi. Sebuah peran yang sering terlihat adalah kegiatannya menentang segala bid'ah, khurafat dan pandangan-pandangan yang menurutnya sesat. Tak heran jika ia banyak mendapat tantangan dari para ulama.
"Sesungguhnya saya lihat ahli-ahli bid'ah, orang-orang yang besar diombang-ambingkan hawa nafsu seperti kaum mufalsafah (ahli filsafat), Bathiniyah (pengikut kebathinan), Mulahadah (mereka yang keras menentang Allah) dan orang-orang yang menyatakan diri dengan wahdatul wujud (bersatunya hamba dengan khaliq), Dahriyah (mereka yang menyatakan segalanya waktu yang menentukan), Qadhariyah (manusia berkehendak dan berkuasa atas segala kemauannya), Nashiriyah, Jamhiyah, Hulliyah, mu'thilah, Mujassamah, Musyibihah, Rawandiyah, Kilabiyah, Salimiyah dan lain-lain yang terdiri atas orang-orang yang tenggelam dalam kesesatan, dan mereka yang telah tertarik masuk kedalamnya penuh sesat. Sebagian besar mereka bermaksud melenyapkan syari'at Muhammad yang suci, yang berada diatas segala agama. Para pemuka aliran sesat tersebut menyebabkan manusia berada dalam keraguan tentang dasar-dasar agama mereka. Sedikit sekali saya mendengan mereka menggunakan Al-Qur'an dan hadits dengan sebenarnya. Mereka adalah orang-orang zindiq yang tak yakin dengan agama. Oleh karena itu, jelaslah bahwa wajib bagi setiap orang yang mampu untuk menentang kebathilan serta melemahkan hujjah-hujjah mereka, untuk mengerahkan tenaganya dalam menyingkap keburukkan-keburukkannya dan membatalkan dalil-dalilnya." Demikian diantara beberapa pendapatnya yang mendapat tantangan dari mereka yang merasa dipojokkan dan disalahkan.
Tahun 705 H, kemampuan dan keampuhan Ibnu Taymiyyah diuji. Para Qadhi berkumpul bersama sultan di istana. Setelah melalui perdebatan yang sengit antara mereka, akhirnya jelas bahwa Ibnu Taymiyyah memegang aqidah sunniyah salafiyah. Banyak diantara mereka menyadari akan kebenaran Ibnu Taymiyyah.
Namun, upaya pendeskriditan terhadap pribadi Ibnu Taymiyyah terus berlangsung. Dalam sebuah pertemuan di Kairo beliau dituduh meresahkan masyarakat melalui pendapat-pendapatnya yang kontroversial. Sang qadhi yang telah terkena hasutan memutuskan Ibnu Taymiyyah bersalah. Beliau diputuskan tinggal dalam penjara selama satu tahun beberapa bulan.
Dalam perjalanan hidupnya, ia tak hanya sekali merasakan kehidupan penjara. Tahun 726 H, berdasarkan fakta yang diputar balikkan, Sultan megeluarkan perintah penangkapannya. Mendengar ini ia berujar, "Saya menunggu hal itu. Disana ada masalah dan kebaikkan banyak sekali."
Kehidupan dalam penjara ia manfaatkan untuk membaca dan menulis. Tulisan-tulisannya tetap mengesankan kekuatan hujjah dan semangat serta pendapat beliau. Sikap itu malah mempersempit ruang gerak Ibnu Taymiyyah. Tanggal 9 Jumadil Akhir 728 H, semua buku, kertas, tinta dan pena-nya dirampas. Perampasan itu merupakan hantaman berat bagi Ibnu Taymiyyah. Setelah itu ia lebih banyak membaca ayat suci dan beribadah. Memperbanyak tahajjud hingga keyakinanya makin mantap.
Setelah menderita sakit selama dua puluh hari, beliau menghadap Rabbnya sesuai dengan cita-citanya: mati membela kebenaran dalam penjara.
Hari itu, tanggal 20 Dzulqaidah 728 H pasar-pasar di Damaskus sepi-sepi. Kehidupan berhenti sejenak. Para Emir, pemimpin, ulama dan fuqaha, tentara, laki-laki dan perempuan, anak-anak kecil semuanya keluar rumah. Semua manusia turun kejalan mengantar jenazahnya.

Selasa, 28 Februari 2012

CIRI-CIRI AHLI BID'AH

Ciri-ciri ahli bid'ah sangat jelas dan terang, yang paling menonjol diantaranya adalah: kebencian mereka kepada para pembawa riwayat hadits, merendahkannya, dan menggelarinya dengan: penghafal catatan kaki, orang-orang dungu, orang-orang tekstual atau musyabihah (orang-orang yang menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk). Mereka meyakini adanya makna bathin dari hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga mereka menafsirkan hanya dengan otak mereka yang telah dirusak oleh syaitan, hati nurani mereka teleh rusak, dan argumentasi dan pemikiran mereka sangat rancu dan berantakan. Allah berfirman:
 أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
"Mereka itulah orang-orang yang dilaknati oleh Allah dan ditulikan telinganya dan dibutakan penglihatan mereka." (Muhammad : 23).
Ahmad bin Sinan Al-Qaththan berkata: "Di kolong langit ini, tidak seorangpun  ahli bid'ah yang tidak membenci ahli hadits, karena ketika orang itu telah berbuat bid'ah maka ia akan kehilangan kemanisan ilmu hadits dalam hatinya".
Abu Hatim Muhammad bin Idris Al-Hanzali Ar-Razi berkata: "Ciri-ciri ahli bid'ah yaitu suka mengolok-olok ahlu atsar (ahli hadits), dan termasuk ciri-ciri orang zindiq (munafiq) yaitu suka menggelari ahli atsar sebagai penghafal catatan kaki, yang mereka inginkan adalah membatalkan atsar sebagai sumber hukum”.
Termasuk ciri-ciri Qadariyah (orang-orang yang mengingkari adanya takdir) adalah menggelari ahlus sunnah dengan Jabariyah (orang-orang yang bergantung kepada takdir dan meninggalkan usaha).
Diantara ciri-ciri Jahmiyyah (orang-orang yang mengingkari nama-nama dan sifat Allah) adalah menggelari ahlus sunnah dengan sebutan musyabihah (orang-orang yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk).
Diantara ciri-ciri Rafidhah (syiah) adalah menggelari ahlus sunnah dengan sebutan nabithah dan nashibah (orang-orang yang membenci ahli bait).
Abu 'Utsman berkata: "Saya melihat bahwa ahli bid'ah yang menggelari ahlus sunnah [namun dengan karunia dari Allah, tuduhan tersebut tidaklah benar dan tidak pantas disandarkan kepada ahlus sunnah] mereka (ahli bid'ah) mengikuti jalannya musrikin [semoga Allah melaknat mereka] yang menggelari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan gelar-gelar yang tidak pantas. Diantaranya ada yang menggelari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai tukang sihir, dukun, ahli sya'ir, orang gila, orang kesurupan, pembohong, tukang nyleneh dan lain sebagainya. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat jauh dari semua 'aib tersebut. Beliau adalah Nabi dan Rasul yang terpilih. Allah berfirman:
انظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الْأَمْثَالَ فَضَلُّوا فَلَا يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلاً
"Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu)." (Al-Furqan : 9).
Demikian juga halnya dengan ahlu hadits yang diberi gelar-gelar buruk oleh ahli bid'ah padahal ahlu hadits sangat jauh dan bersih dari celaan tersebut. Ahlu hadits adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan sunnah yang bersih, sistem kehidupan yang diridhai oleh Allah ta'ala, jalan-jalan yang lurus dan hujjah yang kokoh. 
Allah telah menganugrahi ahlu hadits untuk dapat meneladani apa yang terdapat dalam kitab-Nya, wahyu-Nya dan  firman-Nya, meneladani Rasul-Nya dalam setiap hadits dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk berlaku baik, dalam ucapan dan perbuatan serta mencegah mereka untuk berbuat kemungkaran.
Allah juga menolong ahlu hadits untuk dapat berpegang teguh dengan sistem kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Allah-pun menjadikan mereka sebagai pengikut para wali yang terdekat. Allah juga melapangkan dada mereka untuk mencintai beliau, mencintai para ulama umat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seseorang akan bersama orang yang dicintainya." HR. Bukhari, Ahmad dan lainnya.

Sabtu, 25 Februari 2012

SISI LAIN PEMIKIRAN ADOLF HITLER

Adolf Hitler adalah seorang diktator yang dikenal oleh banyak orang sebagai orang yang kejam dan bengis yang sangatlah terkenal dengan faham Fasisme. Tetapi disisi lain Adolf Hitler mempunyai sisi lain yang sangat bertolak belakang sejarah yang ada didunia ini. Buku sejarah dunia lebih banyak mencatat sisi kelam dari Adolf Hitler yang terkenal dengan peristiwa pembantaian Yahudi atau dikenal dengan istilah Holocaust.
Jika kita berbicara tentang kebengisan dan pembunuhan umat manusia, di Inggris juga ada yang lebih keji dari itu begitu juga pada masa kekaisaran Jepang. Namun mengapa dunia hanyalah menghukum Adolf Hitler dan menjelek-jelekkan nama Nazi seolah-olah Nazi masih berwujud hingga hari ini sementara dunia melupakan kesalahan Inggris terhadap Skotlandia, Jepang terhadap dunia dan Afrika Selatan terhadap warga kulit hitam-nya?
Prinsip-prinsip Adolf Hitler
Prinsip Adolf Hitler tentang Yahudi, Zionisme dan proses berdirinya negara Israel. Adolf Hitler telah melancarkan Holocaust untuk membasmi Yahudi karena dia beranggapan suatu saat nanti Yahudi akan menjerumuskan umat manusia didunia.
Prinsip Adolf Hitler tentang Islam. Adolf Hitler telah mempelajari sejarah tentang kerajaan dan umat terdahulu, dan dia telah menyatakan bahwa ada tiga peradaban yang terkuat yaitu Persia, Romawi dan Arab. Ketiga peradaban yang terkuat itu telah menguasai dunia pada masa lalu. Sementara Persia dan Romawi masih melanjutkan peradaban mereka hingga hari ini, namun Arab hanya bertengkar dengan sesamanya. Dia melihat ini sebagai satu masalah karena Arab akan merobohkan Peradaban Islam yang dia telah lihat begitu hebat pada masa lalu.
Adolf Hitler merasa kagum akan Peradaban Islam, oleh karena itu dia telah mencetak panduan mengenai Islam dan diedarkan kepada tentara Nazi, walaupun pada waktu itu kepada tentara yang non-Islam.
Dimanapun dia berada, Adolf Hitler juga selalu memberi kesempatan untuk tentara Jerman yang beragama Islam untuk menunaikan sholat ketika sudah masuk waktunya, bahkan tentara Jerman pernah sholat berjama’ah di Lapangan Berlin dan pada waktu itu Adolf Hitler hanya menunggu mereka hingga mereka menyelesaikan sholat berjama’ah untuk menyampaikan pidatonya.
Adolf Hitler juga sering bertemu dengan para Ulama Islam dan meminta pendapat mereka serta belajar dari mereka tentang agama, khususnya Islam dan kisah para sahabat dalam menyusun strategi.
Dia juga meminta para Syaikh untuk mendampingi tentaranya dan mendo’akan mereka yang non- Islam dan memberi semangat kepada tentara Islam untuk memerangi Yahudi.
Pengaruh Al-Quran dalam ucapan Adolf Hitler
Ketika Adolf Hitler dan tentara Nazi tiba di Moscow, dia berniat menyampaikan pidato. Dia memerintahkan para penasihatnya untuk mencari kata-kata pembukaan yang agung dari kitab suci, kata-kata ahli filsafat atau dari bait syair. Seorang sastrawan Iraq yang tanggal di Jerman memberi masukan ayat Al-Qur’an yang artinya adalah “Telah dekat Hari Kiamat dan telah terbelah bulan…”
Adolf Hitler merasa kagum dengan arti ayat Al-Qur’an ini dan menggunakannya sebagai kalimat pembukaan dan isi kandungan pidatonya. Para ahli tafsir Al-Qur’an sendiri menjelaskan bahwa ayat Al-Qur’an tersebut bermakna keagungan, kekuatan dan mempunyai arti yang sangat mendalam.
Semua ini dinyatakan Adolf Hitler dalam bukunya Mein Kampf yang ditulis di penjara bahwa segala tindakannya berdasarkan Al-Qur’an khususnya tindakannya terhadap kaum Yahudi.
Adolf Hitler bersumpah dengan nama Allah SWT
Adolf Hitler telah mengatakan sumpah dengan menyebut nama Allah SWT di dalam ikrar pimpinan tentaranya yang akan tamat belajar di Akademi tentara Jerman.
“Saya bersumpah dengan nama Allah (Tuhan) yang Maha Besar dan inilah sumpah suci saya, bahwa saya akan mematuhi semua perintah pimpinan tentara Jerman dan pemimpinnya  (saya) Adolf Hitler, panglima tertinggi, akan selalu bersedia untuk mengorbankan nyawa saya kapanpun demi kepemimpinan saya”.
Adolf Hitler juga pantang meminum arak ketika dia gemetar saat keadaan pasukan Jerman sedang goncang dan berbahaya. Waktu itu para dokter memintanya meminum arak sebagai obat dan beliau menolak sambil berkata, “Bagaimana anda ingin menyuruh seseorang minum arak untuk pengobatan sedangkan dia seumur hidupnya tidak pernah menyentuh arak” . Adolf Hitler tidak pernah menyentuh arak sepanjang hidupnya, minuman kegemarannya adalah hanya teh celup.
Sebagai orang yang terikat dengan akademik, kita bisa mempelajari sisi baik dari sang diktator ini, meskipun Adolf Hitler mempunyai sejarah yang sangat jelek dimata orang-orang akan tetapi kita juga bisa memetik kebaikan darinya itu. Wallahu a’lam.

Jumat, 24 Februari 2012

JAVANESE IS VERY RICH LANGUAGE THAN THE OTHER LANGUAGE?

Ternyata di Inggris ada instansi yang menjunjung tinggi bahasa jawa, sebenarnya ini bisa dijadikan sebuah batu loncatan bagi Indonesia untuk mempromosikan Negara kita ini. School of Oriental and African Studies (SOAS) London, menetapkan bahasa Jawa sebagai bahasa wajib dipelajari mahasiswanya.
Karena berdasarkan Summer Institute for Linguistics (SIL) Ethnologue Survey 2011, penutur bahasa Jawa di dunia ternyata berjumlah 77,75 juta orang, lebih banyak daripada penutur bahasa Korea yang sebanyak 76,5 juta orang maupun bahasa Perancis yang hanya sebanyak 76 juta orang.
Kemudian berdasarkan penelitian, penggunaan bahasa Jawa lebih efektif dan efesien dibandingkan bahasa Inggris sekalipun, setidaknya dalam 29 contoh berikut:
1.      Walk slowly on the edge (side) of the road = Mlipir.
2.      Fall backward and then hit own head = Nggeblak.
3.      Got hit by a truck that is moving backward = Kunduran trek.
4.      Talk too much about unimportant thing = Cangkeman.
5.      Smearing one's body with hot ointment or liquid and then massaging it = Mblonyo.
6.      Going without notice / permission = Mlethas.
7.      Taking the longer way to get to the destination = Ngalang.
8.      Riding an old bicycle = Ngonthel.
9.      Falling / tripping forward (and may hit own face) = Kejlungup.
10.  Side effect after circumcision = Gendhelen.
11.  Hot pyroclastic cloud rolling down a volcano = Wedhus Gembel.
12.  A small, sharp thing embedded inside one's skin = Susuben/ Ketlusupen.
13.  Spending a lot of time doing nothing = Mbathang.
14.  Feeling uncomfortable because there is something that smells bad = Kambon.
15.  Things getting out from a container accidentally because of gravity = Mbrojol.
16.  Get hit by thing collapsing on top of one's head/ body = Kambrukan.
17.  Drinking straight from the bottle without using glass, where whole bottle tip gets into the mouth = Ngokop.
18.  Cannot open eyes because something is shining very bright = Blereng.
19.  Cannot hold bowel movement = Ngebrok.
20.  Something coming out from one's rear end little by little = Keceret / Kecirit.
21.  Hanging on tightly to something in order to be inert = Gondhelan.
22.  Falling/ tripping accidentally because of a hole = Kejeglong.
23.  Doing something without thinking about the consequences = Cenanangan.
24.  Being overly active carelessly = Pecicilan.
25.  Feeling unwell because of cold temperature = Katisen.
26.  Making too much noise, disturbing other people = Mbribeni / Mblebeki.
27.  Tripping over accidentally caused by wires, cloths, gowns etc. = Kesrimpet.
28.  Being alone (or with a companion) in the corner of a place / room doing something suspicious = Mojok.
29.  Pretend to be homeless, no money and never take shower = Nggembel.

Itulah beberapa contoh dari bahsa Jawa yang dipelajari disana yang begitu lebih efektif dan efesien dibandingkan dengan bahasa lain yang disisi lain bahasa jawa mempunyai sangan banyak kosa kata yang ditak ada didalam bahasa lain.

RIWAYAT IMAM GHOZALI DAN NABI MUSA AS

قال الشيخ العارف ابو الحسن الشاذلى قدس سره رأيت النبى صلى الله عليه وسلم فى النوم باهى موسى وعيسى عليهما السلام بالامام الغزالى قدس سره وقال أفى امتكما حبر كذا قالالا
Inilah yang diriwayatkan oleh Abu Al-Hasan, dari hikayat beliau bahwasannya Nabi Muhammad SAW sangatlah bangga dengan Imam Ghozali di hadapan Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS, beliau berkta kepada Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS, apakah ada ulama-ulama di ummatmu yang seperti ini? Keduanya menjawab tidak ada Ya Rasulullah.
Pada suatu kesempatan Nabi Musa AS tidak terima terhadap ucapan Nabi Muhmmad tadi bahwa "Ulama-ulama ummatnya setingkat atau sebanding dengan nabi-nabi Bani Israril, kemudian Nabi Musa AS berkata kepada Nabi Muhmmad SAW "Mana ulamamu tunjukkah satu saja kepadaku". Lalu nabi menunjuk Imam Ghozali, kemudian Nabi Musa AS bertanya nama kepada Imam Ghozali "Imam Ghozali menjawbnya dengan lengkap dan panjang, Nabi Musa AS akhirnya mengkritik bahwasannya ditanya hanya satu pertanyaan tetapi dijawabnya 10, Imam Ghozali balik mengkritik Nabi Musa AS karena beliau ditanya dengan satu pertanyaan oleh Allah SWT akan tetapi beliau menjawab dengan jawaban yang panjang dan bayak, yakni ketika Allah SWT bertanya kepada Nabi Musa AS "Apa yang ada ditangan kananmu wahai Musa?” dan pada waktu itu Nabi Musa AS menjawab:
وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآَرِبُ أُخْرَى
“Ini adalah tongkat untuk bersandar, menggembala kambing dan untuk kepentingan lainya” padahal harusya cukup dijawab tongkt saja, dan pada waktu itu Nabi Muhammad SAW sangat bangga dengan Imam Ghozali.

SYARIAT TARIQOH HAKIKAT MA’RIFAT! APA INI?

Didalam dunia Islam ada empat istilah yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, inilah paket yang lazim dikenal dalam dunia per-sufi-an dan maqom dalam agama Islam. Seseorang tidak akan bisa lepas dari empat istilah ini yang selalu melekat. Dan keempat istilah ini tidaklah setara melainkan sebuah tingkatan atau derajat yang pada umumnya manusia hanya bisa berada pada tingkat pertama, akan tetapi tingkatan selanjutnya bisa diraih oleh manusia jika dia telah lulus dan bisa melewati.
Pertama dia harus belajar tentang syariat yaitu tentang fiqh, ilmu yang mempelajari tentang syari’at Islam seperti wudhu, syarat syah-nya shalat, rukun shalat, hal yang membatalkan shalat, tayamum, mandi, airnya dan lain sebagainya. Inilah dasar pijakan bagi seseorang yang ingin mencapai derajat yang tinggi dihadapan Allah SWT. Syariat adalah gerbang awal untuk menjalankan sesuatu. Seseorang harus tahu bagaimana cara untuk mengoperasikan kendaraan yang akan dipakai, tahu cara starter-nya, tahu cara mengendarainya, tahu cara masukin gas dan neremnya dan tahu segala yang diperlukan untuk berjalan. Itulah ibarat dari pada syari’at itu.
Jika semua cara yang diperlukan sudah tahu maka saatnya perjalan dimulai.  jika seseorang sudah tahu tata caranya sholat, tahu fiqh-nya shalat maka langkah selanjutnya adalah menjalankan shalat itu sendiri berdasarkan fiqh atau syari’at yang sudah dipelajarinya, inilah yang dinamakan dengan thoriqoh atau jalan yakni menjalankan apa yang sudah diketahuinya.
Seorang salih yang sudah menjalankan thoriqoh-nya maka dia akan memulai perjalanan spiritualnya. Yang namanya berjalan pasti akan melalui segala sesuatu yang dikanan dan kiri dari jalan yang dilalui tadi. Disinilah pelajaran pelajaran spiritual mulai diajarakan, siapa yang mengajarkan? Jawabannya adalah Allah sendirilah yang mengajarkannya. Allah SWT akan mengajarkan berbagai macam ilmu hakikat dari berbagai keadaan.
Hakaikat-hakikat ini nantinya akan bermuara membentuk satu titik pencerahan yang dinamakan dengan ma’rifat. inilah titik yang selalu ditunggu oleh seorang yang salih yakni derajat tinggi dihadapan Sang Khaliq, Allah SWT. Wallahu A’lam.

Kamis, 02 Februari 2012

AL-QUR’AN MENJAWAB?

Al-Qur’an adalah pedoman kita dalam menjalankan hidup ini karena dalam syari’at Islam sudah jelas diterangkan bahwa Al-Qur’an dan hadits adalah sumber dasar hukum kita dalam menjalankan hidup ini yang didalamnya berisikan tentang bagaimana kita ber-ibadah dan ber-muamalah  dengan baik dan barang siapa yang berpegang teguh pada keduanya itu maka dia akan senantiasa selamat di alam dunia serta akhirat.
Disamping itu Al-Qur’an adalah jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan dalam hidup ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang menyuruh kita untuk terus mempelajarinya tidak hanya dengan harfiyah saja.
Dibawah ini ada beberapa contoh jawaban dari Al-Qur’an dari pertanyaan-pertanyaan dalam hidup kita didunia ini yang memang telah dijawab oleh Al-Qur’an.
Ketika kita mengeluh : “Ah mana mungkin.....”
Allah menjawab :
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Jika aku menghendaki, cukup ku berkata “Jadi”, maka jadilah (QS. Yaasin : 82)

Ketika kita mengeluh : “Capek banget aku....”
Allah menjawab :
وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا
“...dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An-Naba : 9)

Ketika kita mengeluh : “Berat banget ya, ndak sanggup rasanya...”
Allah menjawab :
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Aku tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah : 286)

Ketika kita mengeluh : “Stressss nih...Panik...”
Allah menjawab :
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Hanya dengan mengingatku hati akan menjadi tenang”. (QS. Ar-Ro’d : 28)

Ketika kita mengeluh : “Yaaaahh... ini mah semua bakal sia-sia..”
Allah menjawab :
مَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
”Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun, niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al-Zalzalah : 7)

Ketika kita mengeluh : “Gila aja..aku sendirian..ndak ada seorangpun yang mau bantuin...”
Allah menjawab :
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah (mintalah) kepadaku, niscaya aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin : 60

Dan ketika kita mengeluh : “ Duh..aku sedih banget deh...”
Allah menjawab :
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS. At-Taubah : 40)

Rabu, 01 Februari 2012

MISTERI ANGKA 7

Sang pencipta yang sangat besar kekuasaan-Nya di alam semesta ini & sangat tinggi kalimat-Nya serta berkesinambungan nikmat-nikmat-Nya, Yakni Allah SWT, Telah menghiasai 7 Perkara di dunia ini diatas 7 Perkara lainnya, untuk memberitahukan kepada orang-orang yang berilmu, bahwa di dalam angka 7 itu terdapat Rahasia / Keunikan yang sangat besar / agung kedudukannya di sisi Allah SWT karena disisi lain Allah SWT juga sangat menyukai perkara-perkara yang ganjil.
Pertama : Allah menghiasi Udara ini dengan 7 Lapis Langit sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat An-Naba’ ayat 12:
وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا
“Dan Kami (Allah) jadikan di atas kamu tujuh (langit) yang kukuh.”
Kemudian Allah menghiasi langit itu dengan Tujuh Bintang. Tujuh Bintang yang dimaksud adalah : Bintang Zuhal, Bintang Musytari, Bintang Marikh, Bintang Syamsu, Bintang Zahro, Bintang Athorid, dan Bintang Qomar. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Hijr ayat 16:
وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَزَيَّنَّاهَا لِلنَّاظِرِينَ
"Dan sungguh Kami telah menjadikan gugusan bintang di langit dan Kami telah menghiasinya bagi orang-orang yang memandangnya.”
Kedua : Allah telah menghiasi padang (tanah) yang lapang dengan Tujuh lapis Bumi. Rasulullah SAW pernah menjelaskan : Para penghuni Bumi Lapisan ke-7 adalah golongan Malaikat, Pada lapisan ke-6 di huni oleh Iblis dan para pembantunya, Pada lapisan bumi ke-5 di huni oleh setan-setan, Pada lapisan ke-4 di huni oleh ular-ular, Pada lapisan ke-3 di huni oleh kalajengking, pada lapisan ke-2 oleh jin-jin, dan Pada lapisan pertama adalah Manusia. Kemudian Allah menghias bumi itu dengan tujuh lautan.
Ketiga : Allah telah menghiasi neraka dengan Tujuh Tingkatan, yaitu : Jahannam, Sa’ir, Saqor, Jahim, Huthomah, Ladhoo dan Haawiyah. Kemudian Allah menghiasi pula dari tiap-tiap neraka dengan tujuh Pintu. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Hijr ayat 44:
لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ
"Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka."
Keempat : Allah menghiasi Al-Qur’an (Kitab suci umat Islam) dengan Tujuh surat panjang, Yaitu Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maaidah, An-Nissa', Al-'Araaf, Al-An'aam dan Al-Anfaal atau At-Taubah. Kemudian Allah menghiasinya pula dengan Tujuh ayat Ummul kitab (Al-Fatihah / Pembuka kitab). Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Hijr ayat 87:
وَلَقَدْ آَتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآَنَ الْعَظِيمَ
"Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung."
Kelima : Allah menghias manusia dengan tujuh anggota badan, yaitu dua tangan, dua kaki, dua lutut, dan satu wajah. Kemudian Allah menghiasinya, dengan tujuh peribadatan, yaitu : dua tangan dengan doa, dua kaki dengan berkhidmat, dua lutut dengan duduk, dan wajah (muka) dengan sujud.
Keenam : Allah menghias umur manusia dengan tujuh tingkatan / tahapan. Pada masa baru lahir dinamakan tahapan rodhi’ (Menyusu), kemudian tahap fathim (disapih), tahapan Shobiyyi (bayi), tahapan ghulam (masa kanak-kanak), kemudian tahapan syaab (pemuda/remaja), kemudian tahapan kuhul (yakni menginjak usia antara 30-50 tahun), dan menginjak tahapan Syaikh (masa tua).
Ketujuh : Allah menghiasi dunia ini dengan tujuh negeri yang besar, yaitu : 1) Hindustan, 2) Hijaz, 3) Badiyah dan Kufah, 4) Irak, Syam,(Siria), Khurasan sampai Balakh, 5) Roma dan Armenia, 6) Negeri Ya’juj dan Ma’juj, dan 7) Cina Turkistan.
Kemudian Allah menghias tujuh negeri besar itu dengan tujuh hari, yaitu Sabtu, Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat. Dan Allah memuliakan dengan ketujuh hari ini tujuh dari para Nabi, yaitu : Allah memuliakan Nabi Musa, as dengan hari sabtu, Isa Bin Maryam as dengan hari Ahad, Dawud, as dengan hari Senin, Nabi Sulaiman, as dengan hari Selasa, Nabi Ya’qub, as dengan hari Rabu, Nabi Adam, as dengan hari Kamis, dan Nabi Muhammad saw beserta umatnya dengan hari Jumat. Banyak manfaat yang dapat kita petik dari ketujuh hari tersebut seperti :
·         Hari Ahad : Sebagian Ulama mengatakan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi pada hari ahad. Maka barang siapa yang hendak membangun sesuatu atau menanam, maka hendaklah pada hari Ahad.
·         Hari Senin : Hari Senin adalah hari Pelayaran & Perniagaan. Karena telah dijelaskan bahwa pada hari Senin terdapat 7 kelebihan yaitu :
1.      Nabi Idris, as. Telah naik ke langit pada hari Senin.
2.      Nabi Musa, as. Telah pergi ke bukit Thursina pada hari senin untuk menerima wahyu.
3.      Turunnya Dalil tentang ke-Esa-an Allah.
4.      Lahirnya Rasulullah Muhammad saw.
5.      Malaikat Jibril, as. turun untuk pertama kalinya menjumpai Rasulullah.
6.      Semua amal perbuatan Umat diperlihatkan kepada Rasaulullah saw pada hari Senin.
7.      Wafatnya Rasulullah Muhammad saw.
Oleh karena itu, barang siapa yang berlayar / mengadakan perjalanan maka baiknya lakukanlah pada hari senin.


·         Hari Selasa : Rasulullah saw ditanya tentang hari Selasa, Maka Beliau menjawab : Hari Selasa adalah Hari Berdarah. Para sahabat bertanya : Mengapa demikian ya, Rasulullah? Lalu Beliau menjawab: Karena pada hari itulah Siti Hawa Haid & Putra Adam membunuh saudaranya sendiri. Sebagaian Ulama telah menjelaskan Bahwa pada hari selasa ada 7 Jiwa yang bernyawa dibunuh, diantaranya :
1.      Jurjais bin Fathin (Seorang pemuda ahli Ibadah, ia hidup pada masa raja Dardaniyah yang terkenal dengan penyembahan berhalanya.
2.      Yahya, as.
3.      Zakaria, as.
4.      Tukang sihir Fir’aun.
5.      Asiah binti Muzahim, Istri Fir’aun.
6.      Sahib, Sapi Betina Bani Israil.
7.      Habil Putra Adam, as.
Maka, barang siapa yang ingin berbekam hendaklah ia melakukan pada hari Selasa.
·         Hari Rabu : Rasulullah saw ditanya tentang hari Rabu, Maka Beliau menjawab: Hari rabu adalah Hari Nahas yang terus menerus. Para sahabat bertanya," Mengapa demikian ya, Rasulullah?" Lalu Beliau menjawab: Karena pada Hari itu Allah telah menenggelamkan (menghancurkan) Fir’aun dan kaumnya, Memusnahkan kaum ’ad dan kaum Tsamud, yakni kaumnya Nabi Sholeh yang ingkar terhadap kerasulan & kenabiannya. Maka, barang siapa yang hendak sembuh dari sakit, hendaknya ia meminum obat pada Hari Rabu.
·         Hari Kamis: Hari Kamis adalah hari baik untuk menunaikan Hajat. Karena Allah memerintahkan Penunaian. Maka barang siapa yang berhajat kepada manusia, maka hendaklah ia memintanya pada hari Kamis.
·         Hari Jumat : Allah menciptakan Adam dan Hawa pada hari Jumat, dan kemudian pada hari itu juga Allah mengawinkannya. Maka barangsiapa yang mengadakan akad Nikah hendaklah dilaksanakan pada hari Jumat. Sebagaian Ulama berkata : Telah terjadi Tujuh Pernikahan antara para Nabi dan antara para Auliya’ pada hari Jum’at, yaitu :
1.      Pernikahan antara Adam as dengan Hawa.
2.      Pernikahan antara Yusuf as dengan Zulaikha.
3.      Pernikahan antara Musa as dengan Shafrawa.
4.      Pernikahan antara Sulaiman as dengan Balqis.
5.      Pernikahan antara Nabi Muhammad saw dengan Siti Khadijah.
6.      Pernikahan antara Nabi Muhammad saw dengan Siti Aisyah.
7.      Pernikahan antara Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah.
·         Hari Sabtu adalah Hari makar/Tipu Daya, karena terdapat Tujuh Peristiwa makar dan tipu daya terhadap tujuh orang sholeh / kaum (Kaum Nabi Nuh as terhadap Nabi Nuh as, Kaum Nabi Sholeh as terhadap Nabi Sholeh as, Saudara2 Nabi Yusuf as terhadap Nabi Yusuf as, Kaum Nabi Musa as terhadap Nabi Musa as, Kaum Nabi Isa as terhadap Nabi Isa as, Para pemuka (gembong-gembong) Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw, dan Kaum Bani Israil terhadap Larangan Allah. Dan sebagian Ulama juga memaknai hari sabtu adalah hari baik untuk berburu.
Waallahu A'lam.

Pasang Kode Iklan sobat yg berukuran 120 x 600 disini!!!